Dear Readers,
PustakaBahasaInggris.com – Artikel hari ini, saya mau berbagi pengalaman selama saya mengajar di banyak level baik itu Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Umum, bahkan di Perguruan Tinggi.
Saya tidak bermaksud untuk menggurui, saya hanya sekedar berbagi. 😀
Table of Contents
Pengalaman dan Cara Mengajar Bahasa Inggris Di Dalam Kelas
Sekolah Dasar (SD)
Jika bicara soal materi, pelajaran di SD sangat mudah. Tetapi hal terpenting bukan hanya bicara soal materi saja, melainkan bagaimana cara menyampaikan materi tersebut secara akurat. Anak-anak yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar masih memiliki banyak ruang kosong di otak mereka untuk menangkap segala macam pengalaman termasuk “Bahasa” Jadi kemungkinan mereka untuk meyerap kosa kata Bahasa terutama Bahasa Inggris masih sangat besar. Hal ini bisa dimanfaatkan untuk memberikan pengalaman belajar yang menarik kepada mereka.
Pada saat itu, saya memberikan materi tentang “Benda yang ada di sekitar dalam Bahasa Inggris”. Metode yang saya terapkan adalah dengan memberikan beberapa gambar yang relevan dengan tema.
Contoh:
What is this?
This is a bed.
Ulasan Singkat
1. Mengapa saya memberikan gambar ini sebagai media pembelajaran?
Dengan menggunakan gambar, peserta didik akan lebih mudah mencerna kosa kata “Vocabulary”. Karena dengan bantuan gambar sebagai media, peserta didik dapat mengunakan daya imajinasi mereka masing-masing. Keuntungan menggunakan media gambar adalah: Peserta didik mampu menangkap materi dengan visual sehingga daya untuk mengingat tentang suatu hal lebih besar. Menurut saya pribadi hal ini lebih baik dibandingkan jika saya hanya mengucapkan dengan kata “bed” tanpa memberikan sebuah deskripsi. Dengan bantuan media gambar, peserta didik juga mampu mengartikan “bed” dengan bahasa mereka masing-masing tanpa saya harus mengartikannya dalam Bahasa Indonesia. Saya lebih memilih gambar yang relevan dengan keadaan peserta didik sehari-hari. Maksudnya adalah: Saya memilih “bed” karena benda ini mereka jumpai setiap hari bahkan mereka gunakan juga di dalam kehidupan mereka. Jadi kosa kata “bed” akan memberikan manfaat dan secara otomatis dapat diterapkan.
2. Sebagai perbandingan pemilihan gambar.
Saya lebih memilih gambar pertama di atas dibandingkan dengan gambar di bawah ini:
Alasannya adalah: Tidak semua peserta didik (terutama para peserta didik saya pada saat itu) pernah melihat “bed” yang seperti ini di rumah mereka masing-masing. Jika ditinjau dari segi tampilan, memang gambar ini lebih menarik mata. Tetapi tujuan utama bukan soal bagus atau buruknya sebuah media gambar melainkan penggunaannya yang sesuai dengan dosis atau keadaan masing-masing.
3. Kesimpulan
Dengan bantuan media gambar, keadaan kelas lebih kondusif dalam meyampaikan materi. Hal ini membantu kita (selaku bapak/ ibu guru) dalam mengontrol kelas siswa SD yang selalu berisik. 😀
Catatan: Ini hanya merupakan sebuah ilustrasi saja, untuk tema dan topik (bapak/ ibu guru) bisa menyesuaikan dengan Kurikulum dan Silabus yang sesuai dengan level masing-masing.
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Untuk level SMP, saya pribadi lebih fokus dengan urusan “Grammar”. Hal ini sangat menyita waktu, karena mengajar dan belajar “Grammar” adalah sesuatu hal yang lebih membosankan daripada menunggu seseorang yang belum juga kunjung datang. 😀
Tidak semua kemampuan peserta didik sama. Hal ini merupakan pekerjaan tambahan bagi (bapak/ ibu guru) untuk memilih metode yang tepat dalam mengajar di kelas. Saat pertama kelas mulai (di pertemua pertama) saya memberikan sebuah test “Grammar” untuk peserta didik. Hal ini berguna bagi saya pribadi untuk mengetahui seberapa besar kadar masing-masing para peserta didik menguasai materi Bahasa Inggris ketika mereka lulus dari Sekolah Dasar. Untuk instrumen yang saya gunakan adalah menjawab soal pilihan ganda yang bisa (bapak/ ibu guru) lihat contohnya pada link ini: 40 Contoh Latihan Soal Bahasa Inggris tentang Grammar dan Tenses
Setelah mendapatkan hasil dari test ini, saya bagi kelas dalam 3 kelompok:
- Best (skor 80 – 100)
- Better (skor 60 – 79)
- Good (skor 30 – 59)
Saya gunakan istilah “Good” walaupun kenyataannya dengan standar skor tersebut “It’s not good”. Dalam hal ini saya berfikir positif karena saya yakin mereka (peserta didik) akan menjadi lebih baik di hari depan. Amin.
Ketika saya menyapaikan materi, mereka (para peserta didik) harus berada dalam kelompoknya masing-masing. Hal ini berguna bagi saya pribadi untuk “memonten” atau menilai mereka serta memberikan mereka evaluasi dengan lebih mudah. Bila salah satu peserta didik mengalami progress, maka saya akan menempatkan dalam kelompok yang sesuai dengan progressnya.
Setiap akhir pertemuan saya memberikan mereka tugas yang semoga saja tugas ini tidak menjadi beban mereka masing-masing. 😀
Contoh:
Simple Present Tense: Buat 5 kegiatan yang kalian lakukan setiap hari.
- I go to school.
- I watch Tv.
- I play with my friends.
- I study.
- I help my mother.
Kalimat ini sederhana, tetapi intinya mereka paham tentang pembentukan pola kalimat “Simple Present Tense”
Present Continuous Tense: Buat 5 kegiatan yang kalian lakukan saat ini.
- I am studying English.
- I am doing test.
- I am sitting.
- I am writing.
- I am listening to the teacher.
5 kalimat di atas merupakan contoh kalimat nyata ketika mereka berada di dalam kelas.
Simple Past: Buat 5 kegiatan yang sudah kalian lakukan kemarin.
- I studied at school.
- I watched the football match.
- I wrote an English sentence.
- I bought new book.
- I played with my friends.
Pastikan ke 5 kegiatan ini, benar-benar mereka (para peserta didik) lakukan dalam kehidupan nyata masing-masing.
Simple Future Tense: Buat 5 kegiatan yang akan kalian lakukan besok.
- I will go to school.
- I will study English.
- I will meet my friends.
- I will make a sentences.
- I will play with my friends.
5 kalimat ini merupakan rencana yang akan mereka lakukan di hari selanjutnya. Pastikan mereka melakukan kegiatan tersebut.
Setelah 5 pertemuan berlalu, saya akan menggunakan instrumen yang sama dengan sebelumnya sebagai alat ukur kemampuan mereka (para peserta didik). Berharap ada kemajuan yang signifikan. Dalam hal ini, test yang saya berikan berbeda. (Bapak ibu guru) bisa melihat contohnya di sini: 60 Contoh Soal Grammar 5 Basic Tenses
Dengan metode ini, saya membiasakan mereka (para peserta didik) untuk menggunakan tenses yang benar sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Gunanya apa? Hal ini berguna ketika saya menjelaskan tentang “Grammar atau Expression” yang lain (Sesuai dengan Kurikulum), mereka (para peserta didik) sudah mengetahui dan memahami basic atau dasarnya. Sehingga saya lebih mudah menyampaikan materi-materi lanjutan.
Catatan: Ini merupakan sebuah contoh, untuk tema (bapak/ ibu guru) bisa menggantinya dengan fokusan (bapak/ ibu guru) masing-masing. (Bapak/ Ibu guru) juga bisa memasukkan beberapa game dalam metode pembelajaran. Simak Pengaruh Game terhadap Kemampuan Siswa di sini: The influence of game
Nantikan cerita pengalaman saya mengajar di SMU dan Perguruan Tinggi pada artikel selanjutnya 😀
Vote your voice for better articles